Kamis, 01 Agustus 2013

KONSERVASI ARSITEKTUR

BIOGRAFI



Riwayat singkat FJL Ghijsels di bawah ini disarikan dari buku drs. H. Akihary, Ir. F.J.L. Ghijsels, Architect in Indonesia (1910 – 1929) (halaman 14-23). Pada tanggal 8 September 1882 di sebuah kota kecil di Jawa Timur, Tulung Agung, lahirlah seorang anak yang bernama Frans Johan Louwrens Ghijsels. Kedua orang tuanya adalah warga Belanda yang menetap di Indonesia. Tidak diketahui pasti apa pekerjaan sang ayah di negeri ini, dan kapan tepatnya mereka kembali ke Belanda. Namun yang pasti pada tahun 1903 Ghijsels terdaftar mengambil studi Arsitektur di Sekolah Tinggi Teknik Delft (kini Universitas Teknik Delft). Ketika kuliah Ghijsels memiliki kemampuan menggambar di atas rata rata mahasiswa angkatannya. Pada tahun 1909 pemuda Ghijsels berhasil menyelesaikan studinya, dan mendapatkan gelar diploma teknik.




Ketika berumur 28 tahun Ghijsels menikah dengan Elisabeth (Johanna Antonia) de Regt pada tanggal
8 September 1910 di Rotterdam. Tidak sampai sebulan kemudian, pada tanggal 6 Oktober kedua pasangan menaiki kapal laut yang membawa mereka berbulan madu melalui Paris dan Genoa, sebelum menuju Batavia. Pasangan Ghijsels tiba di pelabuhan Tanjung Priok pada tanggal 30 Oktober 1910. Dimulailah petualangan arsitektur Ghisels di negeri tropis ini.

Ketika tiba di Batavia, Ghijsels dan isteri mendiami sebuah rumah tua abad ke 19 di daerah Weltevreden, tepatnya di jalan Gondangdia no 8 – Cikini. Setelah bekerja selama dua tahun di Kotapraja, tahun 1912 Ghijsels meninggalkan Departemen Pekerjaan kota dan pindah bekerja pada Departemen Pekerjaan Umum – divisi Arsitektur di Batavia (Department of Public Works – BOW) Batavia. Pada tahun 1914 Ghijsels merancang arsitektur rumah sakit KPM (Koninklijke Paketvaart Maatschappij) di Batavia – sekarang Rumah Sakit Pelni di Petamburan Jakarta. Pada saat itu Ghijsels telah meninggalkan BOW dan bekerja sebagai arsitek swasta di Batavia. Setelah pekerjaan inilah pada tahun 1916 Ghijsels bersama beberapa rekannya – F. Stoltz dan Ir. Hein Von Esseen, mendirikan AIA – Algemeen Ingenieurs en Architectenbureau (General Engineers and Architects Bureau). Hingga tahun 1929 Ghijsels bekerja dan bertanggung jawab atas desain desain arsitektur dari AIA. Termasuk dalam pekerjaan AIA adalah pekerjaan rencana tata kota (urban planning) kota Bandung yang menurut rencana dipersiapkan sebagai ibu kota baru Hindia Belanda. AIA berkembang pesat, sehingga banyak pekerjaan pekerjaan yang datang tidak hanya di dalam lingkungan kota Jakarta (Batavia), tetapi hingga Yogya dan Surabaya serta Sumatera Selatan. Bahkan pada tahun 1927 AIA mendirikan cabang di Surabaya. Seringnya Ghijsels berpisah kota

Pada tanggal 1 Juni 1927 Ghijsels harus berpisah dengan isteri dan kedua putrinya yang berusia 13 tahun dan 16 tahun yang akan pindah menetap di Swiss karena pertimbangan kesehatan isteri Ghijsels. Ketika Stasiun Jakarta Kota diresmikan oleh gubernur jenderal Hindia Belanda, sang arsitek – Ghijsels sudah tidak lagi berada di Batavia. Pada tanggal 30 Mei 1928 Ghijsels berlayar meninggalkan Hindia Belanda menuju Genoa, untuk kemudian menetap bersama keluarganya di Negeri Belanda.
Beberapa arsitektur karya Ghijsels bersama AIA) adalah : Stasiun Kota (1928 – 1929), KPM Hospital Petamboeran (1914 – 1915), Kantor Pos di daerah Candi – Semarang, Kantor Pusat KPM (Sekarang kantor Departemen Perhubungan di jalan Medan Merdeka Timur) 1916 – 1918, Gedung Kantor Nillmij, sekarang kantor BNI – jalan Trikora 1 Yogyakarta (1922). Gemeentelijk Juliana Ziekenhuis, (sekarang RS. Hasan Sadikin) Bandung (1917 – 1919)

Gereja Roma Katolik, H. Josef (jalan Matraman Raya no. 129, Jatinegara), (1923 – 1924). Lodge fot the Order of Freemasons, sekarang Kantor Bappenas – jalan Suropati, Jakarta (1925), Sekolah Kristen, sekarang SMU PSKD jalan Diponegoro Jakarta (1926 – 1927), dan masih banyak lagi. Selain arsitektur, Ghijsels juga mendesain interior ruangan dan furnitur yang memadukan gaya moderen dan ukiran kayu. Bahkan pada tahun 1913 Ghijsels juga merancang sampul buku-buku untuk Departemen Pertanian. Industri dan Perdagangan.



          Ciri Ciri Arsitektur

Dia menunjukan bahwa ia adalah seorang arsitek modern yang berpandangan rasional
                             Arsitek ini dikenal, di Karenakan setiap mendesain bangunan, ia selalu memasukan Gaya khas Arsitekturnya, yaitu gaya kontruksi pilar-pilar yang membuat decak kagum.
                             Salah satu Karya peningglan Johan, dengan Gaya Pilar-pilar khas nya adalah Stasiun Beos, Yang saat ini di kenal dengan Stasiun Kereta api Jakarta, Beos merupakan singkatan dari Batavia Ooster spoorweg Maatschppij (maskapai angkutan kereta api Batavia Timur). Serta memiiki nama lain yaitu  Batavia Zuid (stasiun batavia selatan).
                     Stasiun ini memang merupakan karya dari Arsitektur belanda tersebut , ia merancang              Stasiun ini dengan Gaya desain Khas nya, Mulai dari bentuk bangunan yang sangat luas dan megah                serta memiliki kontruksi Pilar-pilar  yang mengagumkan.

Sumber :



STASIUN JAKARTA KOTA

Nama Bangunan Baru         : Stasiun Kereta Api Jakarta Kota
Nama Bangunan Lama        : Stasiun Be Oost
Tahun Pembangunan           : 1926 – 1929 
Arsitek                                     : Frans Johan Louwrens Ghijsels
Fungsi Awal                            : Stasiun Kereta 
Fungsi Sekarang                    : Stasiun Kereta 
Langgam                                : Art Deco Klasifikasi Bangunan
Alamat :

Jl. Stasiun Kota, Kel. Pinangsia, Kec. Taman Sari, Jakarta Barat
(Jakarta 11110)
Pemilik                                    : PT. Kereta Api Indonesia
Keterangan Ringkas :
Bangunan stasiun ini selesai pembangunannya pada tanggal 19 Agustus 1929, (1928 – 1929).Stasiun ini menggantikan stasiun Kereta Api Kota Batavia yang dibangun pada tahun 1870.Sejak zaman penjajahan Belanda hingga sekarang stasiun Be Oost / Beos merupakan gedung yang mempunyai peranan penting dalam manajemen lalu lintas perkereta apian di Jakarta. Bangunan masih asli dalam keadaan baik dan cukup terawat.
Kontraktor    : Hollandsche Beton Maatschappij.
Golongan        : A
Sumber           : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta



Foto: Stasiun kereta api Jakarta