BIOGRAFI
Riwayat singkat FJL Ghijsels
di bawah ini disarikan dari buku drs. H. Akihary, Ir. F.J.L. Ghijsels,
Architect in Indonesia (1910 – 1929) (halaman 14-23). Pada tanggal 8 September
1882 di sebuah kota kecil di Jawa Timur, Tulung Agung, lahirlah seorang anak
yang bernama Frans Johan Louwrens Ghijsels. Kedua orang tuanya adalah warga
Belanda yang menetap di Indonesia. Tidak diketahui pasti apa pekerjaan sang
ayah di negeri ini, dan kapan tepatnya mereka kembali ke Belanda. Namun yang
pasti pada tahun 1903 Ghijsels terdaftar mengambil studi Arsitektur di Sekolah
Tinggi Teknik Delft (kini Universitas Teknik Delft). Ketika kuliah Ghijsels
memiliki kemampuan menggambar di atas rata rata mahasiswa angkatannya. Pada
tahun 1909 pemuda Ghijsels berhasil menyelesaikan studinya, dan mendapatkan
gelar diploma teknik.
Ketika berumur 28 tahun
Ghijsels menikah dengan Elisabeth (Johanna Antonia) de Regt pada tanggal
8 September 1910 di Rotterdam. Tidak sampai
sebulan kemudian, pada tanggal 6 Oktober kedua pasangan menaiki kapal laut yang
membawa mereka berbulan madu melalui Paris dan Genoa, sebelum menuju Batavia.
Pasangan Ghijsels tiba di pelabuhan Tanjung Priok pada tanggal 30 Oktober 1910.
Dimulailah petualangan arsitektur Ghisels di negeri tropis ini.
Ketika tiba di Batavia,
Ghijsels dan isteri mendiami sebuah rumah tua abad ke 19 di daerah Weltevreden,
tepatnya di jalan Gondangdia no 8 – Cikini. Setelah bekerja selama dua tahun di
Kotapraja, tahun 1912 Ghijsels meninggalkan Departemen Pekerjaan kota dan pindah
bekerja pada Departemen Pekerjaan Umum – divisi Arsitektur di Batavia
(Department of Public Works – BOW) Batavia. Pada tahun 1914 Ghijsels merancang
arsitektur rumah sakit KPM (Koninklijke Paketvaart Maatschappij) di Batavia –
sekarang Rumah Sakit Pelni di Petamburan Jakarta. Pada saat itu Ghijsels telah
meninggalkan BOW dan bekerja sebagai arsitek swasta di Batavia. Setelah
pekerjaan inilah pada tahun 1916 Ghijsels bersama beberapa rekannya – F. Stoltz
dan Ir. Hein Von Esseen, mendirikan AIA – Algemeen Ingenieurs en
Architectenbureau (General Engineers and Architects Bureau). Hingga tahun 1929
Ghijsels bekerja dan bertanggung jawab atas desain desain arsitektur dari AIA.
Termasuk dalam pekerjaan AIA adalah pekerjaan rencana tata kota (urban
planning) kota Bandung yang menurut rencana dipersiapkan sebagai ibu kota baru
Hindia Belanda. AIA berkembang pesat, sehingga banyak pekerjaan pekerjaan yang
datang tidak hanya di dalam lingkungan kota Jakarta (Batavia), tetapi hingga
Yogya dan Surabaya serta Sumatera Selatan. Bahkan pada tahun 1927 AIA
mendirikan cabang di Surabaya. Seringnya Ghijsels berpisah kota
Pada tanggal 1 Juni 1927 Ghijsels harus
berpisah dengan isteri dan kedua putrinya yang berusia 13 tahun dan 16 tahun
yang akan pindah menetap di Swiss karena pertimbangan kesehatan isteri
Ghijsels. Ketika Stasiun Jakarta Kota diresmikan oleh gubernur jenderal Hindia
Belanda, sang arsitek – Ghijsels sudah tidak lagi berada di Batavia. Pada
tanggal 30 Mei 1928 Ghijsels berlayar meninggalkan Hindia Belanda menuju Genoa,
untuk kemudian menetap bersama keluarganya di Negeri Belanda.
Beberapa arsitektur karya Ghijsels bersama
AIA) adalah : Stasiun Kota (1928 – 1929), KPM Hospital Petamboeran (1914 –
1915), Kantor Pos di daerah Candi – Semarang, Kantor Pusat KPM (Sekarang kantor
Departemen Perhubungan di jalan Medan Merdeka Timur) 1916 – 1918, Gedung Kantor
Nillmij, sekarang kantor BNI – jalan Trikora 1 Yogyakarta (1922). Gemeentelijk
Juliana Ziekenhuis, (sekarang RS. Hasan Sadikin) Bandung (1917 – 1919)
Gereja Roma Katolik, H.
Josef (jalan Matraman Raya no. 129, Jatinegara), (1923 – 1924). Lodge fot the
Order of Freemasons, sekarang Kantor Bappenas – jalan Suropati, Jakarta (1925),
Sekolah Kristen, sekarang SMU PSKD jalan Diponegoro Jakarta (1926 – 1927), dan
masih banyak lagi. Selain arsitektur, Ghijsels juga mendesain interior ruangan
dan furnitur yang memadukan gaya moderen dan ukiran kayu. Bahkan pada tahun
1913 Ghijsels juga merancang sampul buku-buku untuk Departemen Pertanian.
Industri dan Perdagangan.
Ciri Ciri Arsitektur
Dia
menunjukan bahwa ia adalah seorang arsitek modern yang berpandangan rasional
Arsitek ini dikenal, di Karenakan setiap
mendesain bangunan, ia selalu memasukan Gaya khas Arsitekturnya, yaitu gaya
kontruksi pilar-pilar yang membuat decak kagum.
Salah satu Karya peningglan Johan, dengan
Gaya Pilar-pilar khas nya adalah Stasiun Beos, Yang saat ini di kenal
dengan Stasiun Kereta api Jakarta, Beos merupakan singkatan
dari Batavia Ooster spoorweg Maatschppij (maskapai angkutan kereta api Batavia
Timur). Serta memiiki nama lain yaitu Batavia Zuid (stasiun batavia
selatan).
Stasiun
ini memang merupakan karya dari Arsitektur belanda tersebut , ia merancang Stasiun
ini dengan Gaya desain Khas nya, Mulai dari bentuk bangunan yang sangat luas
dan megah serta memiliki kontruksi Pilar-pilar yang mengagumkan.
Sumber :
STASIUN JAKARTA KOTA
Nama Bangunan Baru : Stasiun Kereta Api Jakarta Kota
Nama Bangunan Lama : Stasiun Be Oost
Tahun
Pembangunan : 1926 – 1929
Arsitek : Frans Johan Louwrens Ghijsels
Fungsi Awal : Stasiun Kereta
Fungsi
Sekarang : Stasiun Kereta
Langgam : Art Deco Klasifikasi Bangunan
Alamat :
Jl. Stasiun Kota, Kel. Pinangsia, Kec. Taman Sari, Jakarta Barat
(Jakarta 11110)
Pemilik : PT. Kereta Api Indonesia
Keterangan Ringkas :
Bangunan stasiun ini
selesai pembangunannya pada tanggal 19 Agustus 1929, (1928 – 1929).Stasiun ini
menggantikan stasiun Kereta Api Kota Batavia yang dibangun pada tahun
1870.Sejak zaman penjajahan Belanda hingga sekarang stasiun Be Oost / Beos
merupakan gedung yang mempunyai peranan penting dalam manajemen lalu lintas
perkereta apian di Jakarta. Bangunan masih asli dalam keadaan baik dan cukup
terawat.
Kontraktor : Hollandsche Beton Maatschappij.
Golongan : A
Sumber
: Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta
Foto: Stasiun kereta api Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar